ameba pico

ameba pico
lucu *mumumumumu*

Sabtu, 17 Maret 2012

serial li-el lagi lagi soal li-el

Serial Li-El : Lagi - Lagi Soal Li-El

Posted by Sheren Ika Tania on 07.30 0 komentar
Horeee! Setelah dua jam, selesai juga istana pasir itu. Li-El mengagumi istananya dari segala sisi. Bruk! Tiba-tiba ada yang menabraknya. Dia jatuh dan… menimpa istana pasir buatannya!
“Aduuuh!” Li-El berdiri dengan kesal, menepuk-nepuk lututnya yang kotor. Dia terpana memandang istananya, tinggal puing-puing.
“Masih kelihatan bagus, kok!” ujar seorang anak laki-laki sebaya Li-El, cuek. Rupanya tadi dia sedang mengejar bola dan tidak sengaja menabrak Li-El.
“Kamu merusak istanaku,” gerutu Li-El.
“Kan kamu sendiri yang jatuh,” anak itu tidak mau kalah.
Sebelum Li-El sempat menjawab, datang seorang anak yang lebih kecil dari mereka. “Kok lama, Kak?” ujar anak itu. Sepertinya keduanya kakak beradik.
“Gara-gara si cerewet ini!” sang kakak menengok pada Li-El.
Li-El terbelalak. Tapi marahnya tertunda karena kedatangan Mama. “Li-El, satu jam lagi kita pulang, ya,” ujar Mama.
Tadi Mama pusing tiba-tiba. Tapi kata Mama, sayang kalau pulang begitu saja. Akhirnya Mama istirahat di restoran di tepi pantai. Dari sana, Mama memperhatikan Li-El bermain.
Setelah berkenalan dan ngobrol sebentar dengan kedua anak tadi, Mama kembali ke restoran. Ternyata sang kakak bernama Dodo, sedang adiknya Didi. Begitu Mama sudah jauh, tawa kedua anak itu meledak. “Apa tidak ada nama yang lebih aneh dari Li-El?” ledek Dodo. Adiknya terkekeh. Rasanya Li-El akan meledak.
Kedua anak itu mengerling jepit rambut Li-El, hiasannya huruf E.
“Nama lengkapku Emerald Auriel Pradnyaparamita,” jelas Li-El tanpa ditanya.
Kedua anak itu terkekeh kembali. “Ternyata ada yang lebih aneh dari Li-El.”
Li-El tidak tahan lagi. Segera saja ditinggalkannya kedua anak menyebalkan itu. Tawa keduanya masih saja terdengar.
Li-El hanya berharap, tidak bertemu kedua anak itu lagi. Ternyata… mereka benar-benar bertemu. Saat ulang tahun Petra dua minggu kemudian.
“Si nama aneh!” ujar Dodo, tersenyum jahil.
“Dia juga mahal,” lanjut Didi.
“Hah?” ujar Li-El bengong.
Tapi sesaat kemudian Li-El mengerti. Emerald kan zamrud, sementara Auriel bisa diartikan sebagai emas. Memang benda-benda mahal.
Dengan cemberut Li-El menjelaskan arti namanya. Ratu berhati emas sehingga secantik zamrud. Pradnyaparamita memang ratu di Jawa pada zaman dulu. Zamrud juga merupakan batu kelahiran Li-El.
Saat kedua anak itu tetap medeleknya, Li-El mendapat ide. Sebenarnya dia tidak suka mengolok-olok nama orang lain. Tapi kedua anak itu sudah keterlaluan.
“Namamu juga enak. Kalau ditambah huruf l,” ujar Li-El.
Senang sekali Li-El saat kedua anak di depannya kebingungan. Tapi, sesaat kemudian mereka mengerti. “Huh! Maksudmu Dodol? Masa kamu menyamakan namaku dengan makanan?” ujar Dodo marah.
“Li-El, ternyata kamu sudah kenal dengan sepupuku,” Petra muncul begitu saja. Ha, kedua anak jahil itu sepupu Petra?
Kakak beradik itu segera melupakan kejengkelan mereka, siap meledek lagi. Tapi, Li-El memelototi mereka. Keduanya buru-buru menjauh, pura-pura ingin mengambil kue lagi.
Petra terheran-heran. “Ku pikir mereka akan meledekmu.”
“Dodo pasti takut Petra tahu soal Dodol,” pikir Li-El geli.
Li-El kembali penasaran dengan namanya. Kenapa Mama tidak memilih Era, Ari, Ariel, atau Anya jadi nama panggilannya? Tapi Li-El baru bisa menanyakan pada Mama esok harinya, saat Mama pulang dari luar kota.
“Li-El nama yang unik. Bahkan mungkin dianggap aneh. Mama Papa berharap kamu justru jadi lebih percaya diri. Tidak mudah terpengaruh komentar yang menjelekkan namamu,” jelas Mama.
Wow! Selama ini Li-El menyangka Mama dan mendiang Papa asal memberinya nama panggilan. Tapi ternyata ada makna bagus di baliknya. Renungan Li-El terputus oleh kedatangan Petra, membawa bingkisan dari Dodo dan Didi. Saat dibuka ternyata… berisi dodol!
“Kenapa mereka tidak memberi cokelat saja? Kan lebih mudah dicari. Kenapa harus dodol?” ujar Petra heran.
Li-El pura-pura tidak mengerti. Dibacanya pesan dari kedua sepupu Petra.

Dear Li-El,
Kami minta maaf sudah meledekmu. Tolong dong jangan pakai huruf l itu lagi. Lain kali kami juga bantu membuat istana yang sangat indah.
Peace,
Dodo dan Didi.
Tawa Li-El meledak. Satu lagi ajakan persahabatan. Namanya memang mengagumkan. Biasanya, anak-anak yang mengejek namanya akhirnya menjadi sahabatnya.
Ganti Petra yang keheranan. “Kok Dodo dan Didi yang jahil jadi baik hati? Terus apa maksud huruf l dan istana ini?”
“Anggap saja mereka kena batunya,” ujar Li-El geli. Dilahapnya dodol itu dengan nikmat. Petra masih menggeleng-geleng bingung.
[Sumber: Majalah Bobo, edisi 07, tanggal 22 Mei 2008,

1 komentar: